Soppeng,- Ketikterkini.com | Terlihat sebuah papan proyek yang terpampang di depan SDN 100 Dare Bunga Bungae, Kecamatan Lilirilau, Kabupaten Soppeng, memuat informasi mengenai program revitalisasi satuan pendidikan tahun 2025. Program ini merupakan bantuan pemerintah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan, dengan nilai proyek fantastis mencapai Rp1.047.562.086 atau lebih dari satu miliar rupiah. Rabu, (17/9/2025).
Meski program revitalisasi sekolah merupakan langkah positif untuk meningkatkan kualitas sarana pendidikan, proyek bernilai besar seperti ini kerap menimbulkan tanda tanya publik. Tidak jarang, pembangunan dengan anggaran miliaran justru menyisakan masalah kualitas pekerjaan yang jauh dari harapan.
Hal yang patut menjadi perhatian ialah minimnya akses informasi dan transparansi mengenai proses pengawasan. Apakah proyek benar-benar diawasi dengan ketat? Apakah kualitas pembangunan sesuai standar, atau justru hanya sekadar formalitas dengan hasil seadanya?
Selain itu, papan proyek memang mencantumkan nama kegiatan, sumber dana, hingga waktu pelaksanaan 150 hari kalender. Namun, yang sering luput adalah keterlibatan masyarakat dalam proses pengawasan. Tanpa keterlibatan publik, proyek pendidikan rawan dijadikan ladang permainan oknum yang ingin mengambil keuntungan pribadi.
Revitalisasi sekolah mestinya tidak hanya berhenti pada pembangunan fisik. Lebih dari itu, ia harus menjawab kebutuhan nyata siswa dan guru. Sebuah bangunan megah akan sia-sia bila kualitasnya buruk, rawan rusak, atau bahkan tidak mendukung proses belajar mengajar.
Masyarakat Soppeng layak mendapatkan pembangunan pendidikan yang benar-benar berkualitas. Oleh karena itu, pengawasan ketat dari berbagai pihak, termasuk aparat penegak hukum dan elemen masyarakat, menjadi sangat penting agar dana miliaran rupiah benar-benar memberi manfaat maksimal bagi anak-anak bangsa, bukan sekadar angka di papan proyek.
(Firman)
