MAROS,- ketikterkini.com | Pembangunan rumah sakit umum daerah (RSUD) tipe D di Kecamatan Camba Kabupaten Maros Sulawesi Selatan (Sulsel) dinilai Tergesa-gesa dan kurang transparan memicu ke khawatiran akan Efektivitas Layanan.
Kapasitas standar RSUD Tipe D di Camba ini di rencanakan untuk mampu menampung 50 tempat tidur serta dilengkapi fasilitas kamar operasi, radiologi, laboratorium perawatan dan ICU namun Proyek ini menuai sorotan dari banyak pihak.
Proyek ini dibangun pemerintah menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Maros sebesar Rp.45 Miliar Tahun Anggaran 2024.
Dalam pelaksanaannya, proyek ini telah menjadi atensi publik dan perhatian warga, yang menohok pada minimnya informasi yang detail terkait hasil studi kelayakan sehingga hal itu memperkuat dugaan bahwa proyek ini cenderung dipaksakan meski tanpa kajian yang mendasar.
Dari keterangan salah seorang sumber warga Camba yang enggan ditulis namanya di media ini, kepada mengatakan "Saya juga sebagai warga Camba belum pernah mendapatkan penjelasan yang kongkrit dari pihak pihak terkait menyangkut sistem operasional rumah sakit RSDU Camba ini ,"Ujarnya.
Lanjut sumber mengatakan “Pembangunan ini terlihat seperti kejar target, namun kami tidak tahu apakah nantinya rumah sakit ini benar-benar bisa beroperasi dengan baik, apalagi jika nanti dokter dan tenaga medisnya tidak memadai meski dengan kelengkapan fasilitas canggih tetapi itu akan menjadi sia-sia,” Ungkap sumber.
Sumber juga menunjuk contoh masalah di salah satu rumah sakit yakni, rumah sakit umum Lapalaloi Maros. Sumber mengatakan "Salah satu contoh masalah seperti yang terjadi di rumah sakit umum Lapalaloi Maros soal kedisiplinan tenaga medis yang sering dikeluhkan. Jika masalah serupa muncul di rumah sakit baru ini, dampaknya bisa sangat buruk. Tanpa tenaga medis yang memadai, fasilitas seperti kamar operasi, radiologi, laboratorium, dan ICU tidak akan berfungsi optimal dan bisa membahayakan pasien yang membutuhkan perawatan mendesak ,"Ungkap sumber.
Sedangkan sumber Ketua LSM Lidik Pro Maros, Ismar, S.H., juga mulai menyoroti masalah ini, Ismar dengan tegas mengatakan "proses pembangunan RSUD tipe D yang tergesa-gesa menunjukkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan riil masyarakat. Pembangunan rumah sakit ini terkesan dipaksakan dan minim transparansi. Jika tidak ada persiapan yang matang, termasuk ketersediaan tenaga medis yang memadai, maka fasilitas yang dibangun akan menjadi sia-sia,” tegas Ismar.
Ismar juga mengkritik pemerintah Kabupaten Maros karena belum memberikan penjelasan yang memadai tentang hasil studi kelayakan dan rencana operasional rumah sakit ini. “Kami mendesak pemerintah untuk lebih terbuka dan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap perencanaan, agar pembangunan ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan harapan warga,” tambahnya.
Sehingga berita ini diterbitkan, Masyarakat berharap agar pemerintah lebih fokus pada persiapan operasional dan ketersediaan tenaga medis yang berkualitas untuk memastikan bahwa rumah sakit ini dapat memberikan manfaat maksimal. Dengan adanya transparansi dan perencanaan yang matang, RSUD tipe D di Camba diharapkan bisa memenuhi ekspektasi masyarakat dan benar-benar meningkatkan layanan kesehatan di daerah tersebut. Hingga saat ini, pemerintah Kabupaten Maros belum memberikan tanggapan resmi terkait berbagai kritik yang menjadi kekhawatiran warga masyarakat dan LSM Lidik Pro Maros.(Saleh).