Iklan

Proyek Pengendalian Banjir Sungai Walanae di Desa Kebo Terancam Molor, Warga Was-Was Hadapi Musim Hujan

KETIKTERKINI
Senin, 01 Desember 2025, Senin, Desember 01, 2025 WIB Last Updated 2025-12-01T14:10:04Z


Soppeng,- Ketikterkini.com | Kekhawatiran mulai menyelimuti masyarakat Desa Kebo, Kecamatan Lili Rilau , Kabupaten Soppeng, menyusul progres proyek pengendalian banjir Sungai Walanae Tahap II yang dinilai jauh dari kata maksimal. Proyek bernilai lebih dari Rp 12 miliar itu dikhawatirkan tidak dapat rampung sesuai jadwal kontrak yang berakhir Desember 2025.

Di tengah musim penghujan yang telah tiba, warga setempat merasa gelisah. Desa Kebo merupakan wilayah rawan banjir yang beberapa kali mengalami kerusakan parah. Pada peristiwa banjir sebelumnya, sejumlah rumah warga bahkan sempat hanyut akibat tebing sungai yang terkikis arus.

Seorang warga Desa Kebo yang ditemui media ini pada Senin (01/12/2025) menegaskan bahwa lambannya progres pekerjaan justru membuka potensi bahaya baru bagi masyarakat sekitar .

“Kalau kita lihat, progresnya baru beberapa persen saja. Mana mungkin selesai bulan Desember? Kami khawatir kalau banjir datang, rumah-rumah dekat sungai bisa terancam. Sudah sering terjadi, tebing tergerus air,” ujarnya.

Keluhan warga tersebut bukan tanpa alasan. Pantauan langsung di lapangan menunjukkan aktivitas pekerjaan yang berjalan tidak sebanding dengan target waktu yang tersisa. Sejumlah titik tebing sungai masih tampak terbuka dan rawan runtuh jika debit air meningkat.

Berdasarkan papan informasi kegiatan, proyek ini menggunakan anggaran APBN 2025 sebesar lebih dari Rp 12 miliar , dilaksanakan oleh CV TRI BAKTI KARSA, dengan pengawasan konsultan dari PT Syafitri Perdana Konsultan.

Proyek ini berada di bawah naungan:

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)

Direktorat Jenderal Sumber Daya Air

Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang

SNVT Pelaksana Jaringan Sumber Air Pompengan Jeneberang Provinsi Sulawesi Selatan

Meski membawa nama besar institusi pemerintah dan nilai anggaran yang tidak kecil, warga menilai pelaksanaan di lapangan belum mencerminkan keseriusan untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Dalam pantauan awak media, beberapa pekerja tampak beraktivitas, namun volume pekerjaan secara keseluruhan dianggap tidak menunjukkan percepatan signifikan, terutama mengingat tenggat kontrak yang tinggal menghitung pekan.

Jika proyek ini tidak segera ditangani dengan manajemen waktu yang lebih ketat, risiko bencana bisa meningkat. Tebing sungai yang belum diperkuat maksimal akan sangat rentan saat debit air Walanae naik.


Masyarakat berharap pemerintah dan pihak pelaksana segera mengambil langkah cepat sebelum banjir benar-benar terjadi.

 “Kami hanya ingin keselamatan. Jangan sampai proyek besar begini justru tidak memberi manfaat ketika musim banjir tiba,” ujar warga lainnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak kontraktor maupun instansi terkait belum berhasil dimintai keterangannya mengenai keterlambatan pekerjaan tersebut.

(Firman) 

Komentar

Tampilkan

  • Proyek Pengendalian Banjir Sungai Walanae di Desa Kebo Terancam Molor, Warga Was-Was Hadapi Musim Hujan
  • 0

Terkini

Iklan