Soppeng,- Ketikterkini.com | Penggunaan Dana Alokasi Umum (DAU) 2025 untuk proyek pembangunan drainase di Calio mendadak menjadi perhatian publik setelah munculnya pernyataan mengejutkan dari salah satu Ketua Kelompok Masyarakat (Pokmas) selaku pelaksana kegiatan.
Menurut sumber terpercaya, Ketua Pokmas tersebut diduga mengeluarkan pernyataan bernada ancaman terhadap pihak yang mencoba melakukan pemeriksaan maupun pemberitaan terkait proyek itu.
"Kalau ada oknum yang berani memeriksa kegiatannya, dia akan melakukan tindakan kekerasan. Begitu juga bagi pihak media, apabila ada yang berani menayangkan pemberitaan, dia akan menuntutnya," ungkap sumber menirukan ucapan ketua Pokmas saat ditemui media ini, Kamis (27/11/2025).
Ucapan bernada represif tersebut sontak menimbulkan tanda tanya besar. Beberapa pihak menyayangkan sikap yang dianggap bertentangan dengan prinsip transparansi dalam pengelolaan anggaran negara.
Seorang sumber lain menegaskan bahwa setiap kegiatan yang dibiayai uang negara wajib terbuka untuk dikontrol.
"Kalau tidak mau dikontrol, silakan gunakan dana pribadi. Tapi setiap rupiah dari anggaran negara berhak diawasi publik. Pernyataan seperti itu justru patut dicurigai," tegasnya.
Ia juga mendesak pihak berwenang agar menjadikan proyek tersebut sebagai atensi khusus. "Inspektorat harus turun tangan dan melakukan audit menyeluruh secara sungguh-sungguh," tambahnya.
Untuk diketahui, proyek pembangunan saluran air (drainase) di samping Masjid Sabul Mu’minim, Kelurahan Ujung, Kecamatan Lilirilau, Soppeng, menghabiskan anggaran Rp 100.000.000 yang bersumber dari DAU Tahun 2025.
Proyek tersebut dikelola secara swakelola oleh Pokmas Sejahtera.
Pernyataan bernada ancaman dari pihak pengelola justru menambah sorotan terhadap transparansi dan kualitas pelaksanaan proyek tersebut. Publik kini menunggu langkah-langkah tegas dari aparat pengawas demi memastikan penggunaan anggaran sesuai aturan dan bebas dari intimidasi.
Penulis : Firman
