Iklan

Mappasessu Luncurkan Buku “I La Galigo”: Rekonstruksi Hukum dari Spirit Lokal Bugis

KETIKTERKINI
Kamis, 17 Juli 2025, Kamis, Juli 17, 2025 WIB Last Updated 2025-07-17T07:57:05Z

Soppeng,- Ketikterkini.com | Di tengah tantangan zaman modern yang kerap memutus hubungan manusia dari akar budayanya, seorang tokoh hukum asal Sulawesi Selatan, Mappasessu, S.H., M.H., resmi meluncurkan buku terbarunya berjudul “I La Galigo: Rekonstruksi Epistemologi Hukum Lokal dan Spirit Ketuhanan Nusantara (Akar Filsafat Hukum)”. Kamis, (17/07/2025). 

Peluncuran buku ini dihadiri oleh para akademisi, tokoh adat, mahasiswa, serta aktivis kemanusiaan dari berbagai latar belakang. Buku yang diterbitkan oleh Goresan Pena Publishing ini disebut sebagai karya monumental yang menyeberangkan dunia hukum dengan spiritualitas lokal Bugis, menempatkan I La Galigo bukan semata sebagai warisan sastra, tetapi sebagai sumber epistemologi hukum yang hidup dan bernapas.

Mappasessu, yang dikenal sebagai lawyer, konsultan hukum, pengajar di Prodi Hukum Keluarga Islam STAI Al Gazali Soppeng, sekaligus peneliti dan aktivis kemanusiaan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) IWO Soppeng, menjelaskan bahwa buku ini merupakan hasil pergulatannya dalam mengintegrasikan ilmu hukum modern dengan kearifan lokal. “Hukum tidak hanya soal pasal, tapi juga tentang jiwa, tentang paseng dan ade’ yang diwariskan para leluhur. I La Galigo adalah kitab budaya yang menyimpan panduan hukum yang lebih tua dari sistem formal kita,” ujarnya dalam sambutan.

Buku setebal 119 halaman ini merupakan Dasar dan Akar Filosofis mengusung pendekatan dari Buku Teori Hukum Relektif-Konstelatif Nusantara, sebuah model pemikiran hukum yang berbasis nilai lokal, spiritualitas profetik, dan dialog antar dimensi kehidupan: langit, tanah, dan manusia. Dalam narasinya, penulis menyusuri simbol-simbol kosmologis dalam I La Galigo, seperti Sawerigading, We Tenriabeng, hingga Batara Guru, sebagai figur-figur profetik yang membawa nilai-nilai etika, keadilan, dan tanggung jawab sosial dalam bingkai hukum.

Dalam wawancara terpisah, Mappasessu menyebutkan bahwa motivasi menulis buku ini juga lahir dari keprihatinan atas maraknya reduksi hukum menjadi sekadar teks legal yang kering dari nilai dan akar budaya. “Saat banyak masyarakat kehilangan kepercayaan pada sistem hukum, kita perlu kembali pada nilai-nilai lokal yang menghidupkan hukum sebagai bagian dari etika kehidupan,” tegasnya.

Acara launching ini juga dimeriahkan dengan diskusi publik bertema “Menghidupkan Kembali Hukum Profetik Nusantara”, menghadirkan panelis dari kalangan akademisi, tokoh adat Cenrana, serta aktivis muda dari berbagai komunitas budaya. Para peserta menyambut hangat gagasan yang diusung buku ini, terutama di tengah urgensi merumuskan kembali model hukum Indonesia yang lebih adil dan manusiawi.

Mappasessu, yang selama ini dikenal luas sebagai pembela masyarakat kecil di LBH IWO Soppeng, berharap buku ini menjadi bacaan reflektif bagi mahasiswa hukum, pegiat adat, maupun praktisi hukum yang ingin menggali kembali akar filsafat hukum bangsa sendiri. Ia pun menegaskan bahwa ke depan, ia siap membuka ruang dialog lebih luas untuk mendiskusikan model hukum kosmologis yang bersumber dari tradisi seperti I La Galigo.

“Buku ini bukan sekadar sumbangan akademik, tetapi juga ajakan spiritual untuk menjadikan hukum sebagai jalan menuju keadilan yang bermakna dan bermartabat,” pungkasnya.
Komentar

Tampilkan

  • Mappasessu Luncurkan Buku “I La Galigo”: Rekonstruksi Hukum dari Spirit Lokal Bugis
  • 0

Terkini

Iklan