Soppeng,-Ketikterkini.com | Proyek Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Watanlipu di Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, kembali menjadi sorotan publik. Pasalnya, pekerjaan saluran irigasi yang menelan dana sebesar Rp195 juta dari APBN melalui Balai Besar Pompengan Jeneberang itu diduga menggunakan sebagian material batu bongkahan, bukan material standar yang semestinya.
Informasi ini mencuat setelah sejumlah sumber terpercaya menyebutkan adanya dugaan pengurangan kualitas pekerjaan demi menghemat biaya. Ironisnya, penggunaan batu bongkahan justru terkesan sebagai upaya markup anggaran yang disinyalir menguntungkan pihak tertentu.
“Proyek ini semestinya untuk meningkatkan kesejahteraan petani, bukan jadi ajang bancakan oknum yang ingin memperkaya diri. Kalau dilihat dari kualitasnya, jelas ada yang janggal,” ungkap salah satu sumber media, Jumat (3/10/2025).
Lebih jauh, isu tak sedap juga berhembus bahwa sebelum pekerjaan dimulai, anggaran proyek sudah dipotong. Hal ini menimbulkan kecurigaan kuat adanya praktek “setoran” yang berujung pada kualitas pekerjaan amburadul. Dengan volume pekerjaan yang hanya sekitar 200 meter lebih, publik menilai angka Rp195 juta itu terlalu fantastis jika dibandingkan dengan hasil di lapangan.
Media mencoba meminta klarifikasi dari Ketua P3A Watanlipu melalui WhatsApp, namun hingga berita ini diterbitkan, tidak ada jawaban.
Sejumlah pihak mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk turun tangan mengusut tuntas proyek ini. “Kalau APH betul-betul memeriksa administrasinya, pasti dugaan korupsi akan terbongkar. Kecuali kalau mereka sengaja tutup mata,” tegas salah satu sumber.
Dengan berbagai temuan ini, proyek P3A Watanlipu bukan hanya meninggalkan tanda tanya besar, tapi juga menambah daftar panjang dugaan penyimpangan pengelolaan anggaran di daerah. Publik kini menanti langkah tegas penegak hukum agar kasus ini tidak sekadar jadi cerita yang hilang ditelan waktu. Jangan biarkan hukum membisu diwilayah Latemmamala ini.
Penulis : Firman
