LUTIM,- ketikterkini.com - Pro-Kontra Warga Desa Ussu Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur (Lutim) Sulawesi Selatan (Sulsel) sehingga rapat singkat dilaksanakan di kantor Desa Ussu yang mempertemukan warga dengan pihak perusahaan yang membahas tentang aktivitas pengeboran lokasi tambang nikel yang dilakukan Perusahaan Tambang Prima Utama Lestari (PT.PUL).
Rapat dihadiri Kepala Desa Ussu (Rahmat) didampingi Bhabinkamtibmas Desa Ussu, Aipda Antonius P, dan hadir pihak management PT PUL, Mudji Subriyanto dan sejumlah warga setempat, juga hadir wakil ketua BPD Desa Ussu, Rusli yang tampil sebagai pembicara mewakili warganya serta tak ketinggalan pula mantan Kepala Desa Ussu, A.Usman juga hadir dalam rapat tersebut.
Rapat berjalan tertib dan lancar dipimpin langsung Kepala Desa Ussu (Rahmat) bertempat di Aula Kantor Desa Ussu Kecamatan Malili Lutim beberapa hari lalu, tepatnya Jum'at 17/11-2023 sekitar pukul 14:30 Wita.
Dalam sambutannya, Kepala Desa (Kades) Ussu mengatakan "Perlu saya sampaikan kepada masyarakat bahwa, kurang lebih satu bulan PT PUL ini, atau PT PUL baru untuk melakukan survei dan melakukan pengeboran di blok-2 dan blok-3. Dan kurang lebih 30 orang tenaga kerja yang digunakan untuk kegiatan pengeboran, selain daripada operator, itu semuanya adalah warga lokal atau warga Ussu dan warga Salociu," Papar Kades Ussu.
Lanjut pak Kades menerangkan "Untuk sekarang ini belum ada yang kita rekrut warga dari Dusun Lawape karna saya mengambil inisiatif berhubung di Lawape juga ada kegiatan pengeboran jadi kurang lebih 30 orang itu 100% semua warga Salociu dan Ussu," Terangnya.
Rahmat menambahkan "Tentu ini menjadi komitmen dan mudah-mudahan kedepannya tetap terjaga keinginan seperti ini untuk memberdayakan warga lokal yang sekiranya itu bukan hanya Helver namun di segala management. Dan hal ini sudah kami berdiskusi baik dengan pak Dony selaku Direktur perusahaan PT PUL agar segala management dan semua menggunakan tenaga lokal dan tidak hanya ditempatkan dibagian lapangan tetapi juga ditempatkan dibagian perkantoran perusahaan PT.PUL ,"Jelas Rahmat Kepala Desa Ussu.
Diakhir Sambutannya, Rahmat menegaskan "Yang perlu diketahui warga dimana, saat ini pihak perusahaan hanya melakukan pengeboran dan tidak untuk melakukan penambangan jadi, apabila pihak perusahaan kedapatan melakukan penambangan maka kita akan bersama sama untuk menghentikan kegiatan perusahaan," Tegas Rahmat Kepala Desa Ussu.
Menanggapi penyampaian Kepala Desa terkait akan rekruitmen tenaga kerja perusahaan, Mudji Subriyanto selaku KTT PT.PUL mengatakan "Terkait rekrutmen tenaga kerja nantinya tentu akan menjadi pertimbangan dan kami pihak perusahaan PT PUL baru juga perlu kami menyampaikan bahwa, kegiatan kami saat ini masih tahap proses survei dan untuk pengeboran yang tujuannya guna memastikan atau untuk mengetahui apa isi kandungan pada areal yang sedang kita lakukan pengeboran tetapi, terkait apa yang disampaikan kepala desa semua itu tentu akan menjadi pertimbangan kami pihak perusahaan," Kata Mudji Subriyanto.
Suasana rapat menjadi sedikit alot setelah Rusli selaku wakil Ketua BPD Desa Ussu dengan tegas menyatakan sikapnya yang kontra dan tidak pernah menyetujui adanya kegiatan pengeboran dilakukan PT PUL di Dusun Salociu.
"Saya tetap berpegang pada berita acara bersama yang pernah kita sepakati beberapa tahun lalu bahwa, ada dua opsi yang menjadi pegangan masyarakat ketika itu dimana, ada sebagian warga Desa Ussu pemilik lahan yang tidak berkeberatan dan mau mengijinkan perusahaan PT PUL untuk melakukan pengeboran di lokasinya dengan syarat bahwa, pihak perusahaan PT PUL hanya bisa melakukan pengeboran tapi tidak untuk melakukan penambangan kemudian perusahaan berkewajiban membuat Sedimen Pond atas lubang besar pada bekas penambangan PT.PUL beberapa tahun lalu," Ungkap Rusli.
Kemudian, lanjut Rusli menegaskan "Opsi lainnya, khusus dari kelompok warga yang kontra itu sama sekali tidak menghendaki bila perusahaan melakukan pengeboran di Dusun Salociu, malah mewanti-wanti perusahaan PT PUL agar segera memproteksi akan dampak kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan dilakukan PT PUL lama beberapa tahun lalu. Dan hal paling mendasar menjadi tuntutan warga adalah, ada potensi ancaman yang sangat kita khawatirkan bilamana sewaktu waktu ancaman itu menjadi petaka bila terjadi gunung longsor dan menimpa perkampungan kami warga yang bermukim di lereng gunung tak jauh dari lokasi penambangan," Tegas Rusli.
Ditempat terpisah, warga Salociu lainnya juga mengungkapkan keluhannya, kepada wartawan mengatakan "Kami sudah pernah merasakan dampaknya dimana, tanah bekas pengupasan gunung yang dulu telah dilakukan PT.PUL itu menyebabkan air sungai menjadi keruh dan berlumpur sehingga, budidaya kami sebagai petani tambak dan petani rumput laut terkena dampak imbasnya namun kami tidak pernah diberikan uang ganti rugi oleh PT.PUL ,"Keluh sumber.
Sumber menuturkan "Selain berimbas pada areal pertambakan, juga berdampak pada areal pemukiman kami di Salociu sebab setiap musim hujan, kami rutin menerima kiriman air keruh dari areal pegunungan yang di tambang PT.PUL lama dan air itu bercampur lumpur agak kemerah merahan itu merembes ke arel pemukiman kami penduduk Saluciu, yang bermukim tak jauh dari lokasi penambangan," Tutur sumber.
Terakhir sumber menyinggung terkait informasi yang beredar di masyarakat menyangkut adanya pemberian uang debu tunai dari perusahaan PT.PUL lama untuk dibagikan kepada warga yang terdampak Eksplorasi tambang namun beberapa sumber warga mengaku tidak pernah menerima uang debu dimaksud dan warga hanya menduga bahwa uang debu tersebut kemungkinan 'nyangkut' di tangan oknum tertentu.
(SALEH).


